Sabtu, November 20, 2010

KOPASSUS - Pasukan Elite Militer Indonesia Terhebat Ketiga di Dunia

Komando Pasukan Khusus atau KOPASSUS (Special Force Command) adalah Pasukan Elite yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Semboyan KOPASSUS yaitu Tribuana Chandraca Catya Dharma. Tugas Pokok dari KOPASSUS adalah melaksanakan Pembinaan Fungsi Teknis Militer Khusus dan kesiapan operasional pasukan sesuai Kebijaksanaan Kasad serta melaksanakan Operasi Khusus terhadap sasaran strategis terpilih sesuai perintah Panglima TNI. KOPASSUS juga dikenal dengan sebutan Baret Merah.




- PASUKAN ELITE -

Pasukan elite adalah satuan militer yang dibentuk dan dilatih untuk melakukan misi perang non-konvensional, anti-teroris, pengintaian, aksi langsung, dan pertahanan luar negeri. Pasukan khusus biasanya terdiri dari kelompok kecil yang sangat terlatih, yang dipersenjatai dengan senjata khusus, yang bekerja secara mandiri, dan dengan kerja sama yang dekat.

Proses seleksi masuk pasukan elite sangat sulit, dan biasanya pelatihannya melebihi dua tahun. Beberapa misi juga membutuhkan pelatihan sendiri. Karena tugas pasukan elite biasa secara diam-diam dan berhubungan dengan informasi rahasia, para calon anggota pasukan elite diharuskan melewati proses pengujian yang berat.



- KOPASSUS PASUKAN TERHEBAT/TERBAIK DI DUNIA
(TOP ELITE SPECIAL FORCES IN THE WORLD) -

Discovery Channel Military edisi Tahun 2008 menyiarkan pasukan elit terbaik dunia. Pasukan-pasukan elit dari seluruh dunia diukur kemampuannya dari performa dan keahliannya (bukan dari teknologi militernya).


Narator dari Discovery Channel Military menjelaskan mengapa pasukan khusus dari amerika tidak masuk peringkat terhormat. Itu karena mereka terlalu bergantung pada peralatan yang mengusung teknologi super canggih, akurat dan serba digital. Pasukan khusus yang hebat adalah pasukan yang mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk didalamnya kemampuan bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap, dan lain2nya.


Para ahli dan analis militer dari seluruh dunia diundang untuk memberikan penilaiannya. Berikut adalah 5 Pasukan Elit teratas di Dunia :


1. England SAS (Special Air Service)


Adalah resimen pasukan khusus dalam Angkatan Darat Inggris yang pernah menjadi model bagi pasukan khusus dari negara-negara lain. SAS membentuk bagian signifikan Pasukan Khusus Kerajaan Inggris Special Boat Service (SBS), Special Reconnaissance Regiment (SRR), dan Pasukan Special Support Group (SFSG).
Beladiri : Gon-Ryu Karate
Alumni : Bear Grylls ( ada di acara discovery channel Survival expert)

2. Mossad Israeli


He Mossad (HaMossad leModi’in uleTafkidim Meyuchadim) Mossad bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen dan operasi-operasi rahasia termasuk kegiatan paramiliter. Ini adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal), tetapi direktur melapor langsung kepada Perdana Menteri. Peran dan fungsi yang sama dengan Central Intelligence Agency (CIA) dan Secret Intelligence Service (SIS).
Beladiri : Israeli Krav Maga
Alumni : Eitan Rafi (Sekarang beliau udah jadi salah satu pasukan perdamaian dunia)
Moto : “Cegah serangan pertama, netralkan lawan, buatlah mereka melihat mimpi buruk akan hal yang mereka perbuat.” -Ron Radjik

3. Indonesian KOPASSUS

Ini Gan, Asli punya Bangsa Kita, Indonesia!
Beladiri : Merpati Putih
Alumni : 3 terbaik dari KOPASUS telah dijadikan pasukan perdamaian dunia
Moto : Berani, Benar, Berhasil.

4. Russian Spetsnaz


Special Force Resimen Rusia atau Spetsnaz, Specnaz (bahasa Rusia: pengucapan ; sptsnastr: Voyska spetsialnogo naznacheniya; adalah istilah umum untuk “pasukan khusus” dalam bahasa Rusia, secara harfiah ” tujuan khusus “. Pasukan khusus Rusia tersebut dapat secara khusus mengacu ke setiap elit atau unit Spetsnaz di bawah subordinasi Dinas Keamanan Federal (FSB) atau Rusia Pasukan Internal Departemen Dalam Negeri, dan unit dikontrol oleh dinas intelijen militer GRU.
Beladiri : Russian Sambo
Moto : “hahaha Betapa bodoh nya mereka yang ingin membunuh kami dengan cara mereka, mereka hanya tidak tahu bahwa darah yang akan bertumpahan nantinya berasal dari mereka sendiri. Mereka hanya tidak tahu… itu saja.”

5. French GIGN


Intervensi Gendarmerie Nasional Group, biasa disingkat GIGN (bahasa Perancis: Groupe d’Intervention de la Gendarmerie Nationale), adalah elite Gendarmerie Perancis Operasi Khusus kontra-terorisme dan penyelamatan sandera unit; itu adalah bagian dari kekuatan militer yang disebut Gendarmerie. Bahkan jika para anggotanya milik militer, mereka sekarang dituntut dengan tugas-tugas polisi urbanised di luar daerah. Dengan demikian unit GIGN ditingkatkan lebih dekat dengan tim SWAT daripada unit militer murni seperti tentara Inggris SAS. Para operator akan dilatih untuk mengikuti peraturan polisi dan mencakup negosiasi dan penyelidikan spesialis.
Beladiri : Savate



- SEKELUMIT PRESTASI KOPASSUS
-
  1. KOPASSUS juara satu sniper dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific Desember 2006. Dengan hanya mengandalkan senjata buatan Pindad! Nomor 2-nya SAS Australia.
  2. KOPASSUS menempati urutan 2 (dari 35) dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer (intelijen - pergerakan - penyusupan - penindakan) pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina Austria. Nomor satunya Delta Force USA.
  3. Negara-negara afrika utara hingga barat sekarang memiliki acuan teknik pembentukan dan pelatihan pasukan elite mereka. 80% pelatih mereka dari perwira-perwira KOPASSUS.
  4. Pasukan Paspampres Kamboja adalah pasukan Elit yang di latih oleh KOPASSUS.
  5. Pada perang Vietnam, para tentara Vietkong meniru strategy KOPASSUS dalam berperang melawan Amerika Serikat yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Amerika yang mempunyai persenjatan canggih dan lengkap. Kekalahan ini membuat Amerika serikat malu di mata dunia.
  6. KOPASSUS terlibat dalam operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Airline Woyla pada tahun 1981.
  7. Tim Indonesia (KOPASSUS, WANADRI, MAPALA UI, dan FPTI) mendaki puncak Gunung Everest dan berhasil menjejaki kakinya di puncak tertinggi dunia itu di tahun 1997. Pendakian tersebut pun menjadikan Negara Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang menjejaki puncak Gunung Everest.



Kemampuan yang tidak terlalu mengandalkan teknologi canggih dan Skill di atas rata-rata pasukan luar Elit luar negeri lainnya menjadi nilai plus dari KOPASSUS. Itu pula yang menimbulkan anggapan 1 prajurit KOPASSUS setara dengan 5 prajurit reguler.

Saya juga sering main ke Situ Lembang, tempat latihan KOPASSUS tentang Gunung Hutan.
Tapi sebelum ditutup kayak sekarang ini, susah ga segampang dulu main ke Situ Lembang, apalagi mungkin kalo naik ke Gunung Tangkuban Perahu-nya atau Gunung Burangrang lewat jalur KOMANDO situ. Padahal Pemandangannya mantap banget.
Cuma 3 mahluk deh yg kayaknya bebas keluar masuk Situ Lembang, yaitu : KOPASSUS, WANADRI dan HANTUUUUU!!!! :D :D :D :D

Nanti deh Ane bikin artikel tentang WANADRI itu, dan juga sekalian hubungan antara WANADRI dan KOPASSUS. :)

Pokoknya Bangga banget sama KOPASSUS!
I Love Indonesia!

referensi :
www.kopassus.mil.id
www.kaskus.com
www.wikipedia.

Rabu, November 17, 2010

Sungai Citarum, Sungai Paling Tercemar Se-dunia

Sungai Citarum adalah sungai yang berada di Provinsi Jawa Barat, dan menjadi sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Secara Geografi Sungai Citarum memiliki panjang aliran sungai ini sekitar 300 km lebih dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai seluas 562.958 ha. Sungai ini juga termasuk satu diantara 13 sungai. Secara tradisional, hulu Citarum dianggap berawal dari lereng Gunung Wayang (Pangalengan), di tenggara Kota Bandung, di wilayah Desa Cibeureum, Kertasari, Bandung. Sungai ini bermuara di Ujung Karawang.

Banyak Potensi dari Sungai Citarum ini, dari mulai Pembangkit Listrik yang menjadi salah satu sumber listrik di Jawa dan Bali (terutama untuk Jakarta, Subang, Cianjur, Karawang, Bogor, Bandung Raya, Cianjur, Purwakarta.) Hingga dimanfaatkan oleh banyak pabrik-pabrik baik untuk mencukupi persediaan air hingga untuk membuang limbahnya :p


Berikut ada tiga buah waduk PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dibangun di alirannya, yaitu :

  1. PLTA Saguling, berada di desa Rajamandala di Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. PLTA Saguling terletak pada ketinggian 643 mdpl. PLTA Saguling mempunyai kapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW
  2. PLTA Cirata, beralamat di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered, Kabupaten Purwakarta. Memiliki total daya sebesar 1.008 MW, dan mampu membangkitkan energi listrik rata-rata 1.400 GWh pertahun.
  3. PLTA Ir. H. Djuanda atau lebih dikenal dengan nama Waduk Jatiluhur, beralamat di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Di Waduk Jatiluhur terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun.


Nah, ketiga PLTA yang berada di Sungai Citarum tersebut memiliki keunikan tersendiri. Ini menurut analisis Saya setelah mampir ke PLTA Saguling, Cirata dan Jatiluhur, dan juga ada sedikit referensi dari tetangga Saya yang kerja di Power House PLTA Saguling. Pertama PLTA Saguling, bersumber dari tenaga air yang dibendung kemudian menyalurkannya ke pipa yang sangat panjang dengan debit air yang relatif kecil
. Lalu PLTA Cirata, bersumber dari tenaga air yang dibendung dengan debit air yang sangat besar namun jalurnya pendek, berada di bawah sebuah bukit. Yang terakhir PLTA Jatiluhur, bersumber dari air yang dibendung dan memanfaatkan sumber tenaga dari air yang jatuh secara vertikal.

Dan juga tidak ketinggalan, Sungai Citarum ini dimanfaatkan oleh para penggiat alam atau pecinta alam, mengembangkan Olahraga Arus Deras (ORAD) atau yang lebih dikenal Arum Jeram. Federasi Arum Jeram Indonesia (FAJI) PENGDA JABAR menyelenggarakan Kejuaraan Nasional Arung Jeram, Citarum Open III 2010, tanggal 29-31 Juli 2010. Diikuti oleh para pesohor di dunia ini, seperti KAPINIS, ARUS LIAR, MAPALA UI, MADAWIRNA UNY, hingga TNI/POLRI, ada TIM GEGANA. o.O


"Aduh, tangan Saya jadi gatel-gatel gini yah." :p

Ucapan tersebut terlontar kepada saya dari kawan setelah mengikuti kejuaraan tersebut. Ya, itu jelas dampak dari pencemaran limbah Sungai Citarum. Jutaan orang tergantung langsung hidupnya dari sungai ini, sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya, dan penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu. Jelas membuat dampak terhadap Sungai Citarum.


Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat ketercemaran tertinggi di dunia. Begitu gelar terbaru yang diberikan oleh salah satu situs online terbesar di Amerika Serikat, huffingtonpost.com. Sungai Citarum yang terletak di Bandung, Indonesia ini ditasbihkan sebagai salah satu dari sembilan tempat paling tercemar di dunia. Delapan tempat lainnya adalah Kota Los Angeles, Kota Linfen di China, Delta Niger di Nigeria, London, Kota Dzerzhinsk di Rusia, Kota Phoenix di AS, Kota La Oroya di Peru, dan Danau Karachay di Rusia.

Pemberian gelar tempat paling tercemar di seluruh dunia, termasuk sungai citarum, oleh situs asal Amerika tersebut memang tidak menyebutkan kriteria atau tolok ukur penilaian. Pengelola situs hanya menyatakan, “Saat populasi dunia melonjak hampir 7 miliar, kami di HuffPost Green memutuskan untuk melakukan sebuah tur virtual ke beberapa tempat di dunia yang paling tercemar.”


‘Anugerah’ untuk Sungai Citarum, Jawa Barat, Indonesia sebagai sungai paling tercemar di bumi ini semakin melengkapi berbagai rekor buruk yang pernah diterima Indonesia sebelumnya seperti kota dengan polusi udara terparah dan negara dengan laju deforestasi hutan tertinggi.

Di sepanjang aliran sungai terdapat lebih dari 500-an pabrik yang saling berlomba memenuhi sungai ini dengan berbagai limbah. Lebih dari 5 juta penduduk tinggal di kanan kiri sungai, juga ikut berlomba memenuhi sungai dengan berbagai sampah dan limbah rumah tangga. Padahal 5 juta penduduk ini juga mengandalkan air sungai untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-sehari.


Untuk itu, Ayo Jaga Alam, Lestarikan Alam Indonesia ini. Walaupun memang benar apa yang 'dilabelkan' huffingtonpost.com, jadikanlah itu cambuk untuk negeri ini, agar semakin sadar bahwa harus ada keseimbangan abtara manusia dengan alamnya. Dan juga jangan sampai merembet hingga mencemari Danau, Hutan, Goa, hingga Gunung. Alam Raya ini bukan Warisan Nenek Moyang kita, tetapi Titipan Anak cucu kita.


Wariskan Anak-Cucu kita berjuta Mata Air, bukan Air Mata!!!!


Salam Lestari!




Referensi :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5188165
http://internasional.kompas.com/read/2010/09/01/15045068/Citarum..Sungai.Paling.Tercemar.di.Bum
http://id.wikipedia.org/wiki/Ci_Tarum

Senin, November 08, 2010

Gunung Ciremai


kawah kembar di Puncak Gunung Ciremai

Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 mdpl. Secara administratif masuk dalam 3 wilayah kabupaten : Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT.

Untuk menuju Puncak Gunung Ciremai, terdapat 3 buah jalur pendakian, yaitu : Jalur Apuy (Kab. Majalengka), Jalur Palutungan (Kab. Kuningan) dan Jalur Linggarjati (Kab. Cirebon). Masing-masing jalur memiliki tantangan dan keunikan tersendiri. Gunung Ciremai masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas wilayahnya hingga 15.000 hektar.


Dan Saya mencoba mendaki Gunung Ciremai melewati Jalur Apuy, Majalengka.

Ini adalah pendakian tergila yang pernah saya alami. Benar-benar gila!

Saat itu, hati Saya selalu berkata "Ciremai! Ciremai! Ciremai!"
Oke, harus jadi! Walau memang waktu saya tak banyak, sedang padat Ujian Tengah Semester. Penderitaan bertambah, harus menerima kenyataan dengan tidak ada seorang sahabat saya yang dengan kebetulan waktunya pas untuk menemani rencana saya mendaki Gunung Ciremai. Well, saya sudah menghubungi dan mengajak semuanya. Hanya seorang teman wanita yang belum lama kenal, ia mau menemani saya. Tapi nampak begitu riskan, ia belum pernah mendaki gunung, hanya bermodalkan "ingin menemani saya". Dengan lapang dada, saya pun harus menunda keinginan saya ini, menjejaki tanah tertinggi Jawa Barat.


Jumat, 28 November 2008

Ketika akan menarik selimut untuk mengarungi malam saya, Hand Phone saya bunyi, tanda sebuah sms masuk.

From : Turtle Eenk
"Sob, ke Ciremai berangkat kapan? Kayaknya saya bisa menemani Anda, Saya sedang butuh hiburan, tapi Saya ga ada alat2nya. Gimana?"

Membaca sms itu saya tersenyum, lalu kami terlibat perpanjangan sms-an.

To : Turtle Eenk
"Gampang masalah alat saya siapkan, berangkat bebas, mau besok? lusa? secepatnya saja."

From : Turtle Eenk
"Deal, berangkat besok, kita weekend. Cuma kompres masalah waktunya. Besok saya ke Bandung sorem janjian di Kampus Anda."

To : Turtle Eenk
"Sipp. Laksanakan! Eh, tapi Anda yakin nih kita berdua saja?"

From : Turtle Eenk
"Kalo bertiga nanti ditilang!"

:D :D :D :D


Sabtu, 29 November 2008

Pukul 14.15 wib kami berdua bertemu di Kampus saya, saya sudah siap dengan perlengkapan dan peralatan di packing dalam satu buah carriel full, Eenk dengan satu buah daypack-nya. Setelah briefing mengenai rencana pendakian, kemudian kami berangkat menuju Majalengka. Kami akan menemui Esa, sahabat saya di Kampus. Esa tinggal di Majalengka, ia sudah pernah mendaki Gunung Ciremai, dan ia akan mengantarkan kami berdua hingga kaki Gunung Ciremai, Desa Apuy. Kami berangkat menggunakan Sepeda Motor.

Setiba di Majalengka, kami dijemput Esa, lalu mampir sebentar ke rumahnya untuk beristirahat sejenak sembari memilah-milah barang yang akan dibawa dan disimpan di rumah Esa. Kami menyimpan Tenda Dome, beberapa baju ganti, kami membawa 2 buah Sleeping Bag, 4 buah senter, 2 buah Ponco satu buah kompor gas (tabung gasnya akan kami beli di Pasar Majalengka sekalian membeli logistik dan beberapa batu batre.

Masih di rumah Esa, datanglah saudara Esa (lupa saya namanya), yang dipinta oleh Esa untuk mengantarkan kami ke Desa Apuy. Saya akan satu motor dengan Esa, dan Eenk bersama saudaranya Esa. Setelah selesai packing, kami pun berangkat ke Pasar Majalengka, sekalian jalan ke Desa Apuy. Kami membeli banyak perbekalan makanan dan rokok. Tapi sial, tabung gas tidak ada! Well, pendakian ga boleh mundur, kami maju terus! Kami tenang karena membawa perbekalan yang siap saji seperti roti. "Kita ga bisa ngopi donk?" keluh Eenk.

perjalanan kami menuju Desa Apuy

Kami berempat tiba di Desa Apuy beberapa saat setelah Magrib. Setelah mengurus perizinan dan melaksanakan Shalat Magrib, Saya dan Eenk mulai melakukan pendakian, sementara Esa dan saudaranya pulang. Medan dimulai dari hamparan perkebunan penduduk, cuaca sungguh bersahabat, ditemani taburan bintang dan cahaya bulan. Romantis.. :p

Pos 1 kami beristirahat, sambil mencari jalur pendakian yang rumit karena bercampur dengan jalur perkebunan. Kami sempat kacau. "Sial, Saya kira Anda sudah pernah kesini. Konyol juga kita naik malem tanpa kenal jalur." seru Eenk. Saya pun hanya membalas dengan senyuman. Saya mengerti perasaan Eenk dan kenal benar siapa itu Eenk. Ia memang tidak biasa mendaki gunung, pengalaman ia hanya mendaki Gunung Tampomas dan Gunung Bukit Tunggul ketika kami SMA. Tapi disatu sisi ia memiliki mental yang tangguh, loyalitas tinggi dan ia adalah sahabat terbaik saya. Tidak ada masalah.

Setelah kepayahan akan jalur pendakian, sejam setelah itu barulah kami mulai memasuki jalur, namun yang saya lewati adalah jalur Lama dari Pos 1. Jalurnya sudah mulai rimbun karena jarang dilewati oleh para pendaki. Namun perjalanan kami belum tenang, kami belum yakin tentang jalur yang yang dilalui. Ditambah ketika mulai memasuki rimba Gunung Ciremai, mendadak 3 dari 4 senter yang kami bawa tidak berfungsi, Astaghfirulloh, padahal sudah kami cek ketika di Rumah Esa, mental kami turun, cahaya bulan tidak dapat menerangi perjalanan kami, dihalangi rapatnya hutan rimba.

Kami pun memaksakan untuk terus mendaki dengan hanya menggunakan satu buah senter. "Pos 2, Sob! Lanjut!" seru Eenk. Mendadak semangat itu hadir kembali, kami berada dalam jalur yang benar. Kami mulai sangat tenang. Antara Pos 2 dan Pos 3, kami beristirahat. Perjalanan tetap stabil, tidak ada hambatan dari fisik kami, sunyinya dalam rimba raya Gunung Ciremai, kami semakin mendekati Puncak dan menjauhi perkampungan warga. Perjalanan kami sungguh luar biasa, banyak kejadian alam yang mengerenyutkan keberanian, mulai dari anjing hutan yang mendekati kami hingga hal-hal misterius.

Gunung Ciremai memang dikenal sebangai gunung paling 'berat' ditanah jawa, banyak kejadian misterius terjadi. Mulai dari penemuan Mayat Berkepala Tengkorak Ditemukan di Gunung Ciremai, kisah Gunung Ciremai yang selalu minta korban, tak sedikit para pendaki yang meninggal dan hilang disini. Banyak pula kisah misteri lainnya yang terkenal di penduduk setempat dan para pendaki, Misteri Jalak Hitam, Misteri Manusia tanpa kepala sambil menenteng kepala harimau, dan masih banyak lagi kasih lainnya yang membuat merinding. Untuk pantangannya, di Gunung Ciremai tidak boleh sompral, tidak boleh mengeluh, tidak boleh kencing sembarangan, harus mengucapkan salam ketika memasuki pos ke pos, tidak boleh berkata "hujan" dan binatang ternak seperti sapi dan kambing. Benar-benar sebuah Gunung yang Istimewa. Ketinggiannya hanya 3.078 mdpl, namun petualangan di dalamnya sungguh menakjubkan, kekuatan fisik hanya dibutuhkan beberapa persen saja, ketangguhan mental yang akan digembleng oleh Alam Gunung Ciremai.

Sadar akan perjalanan semakin mengendur, kami pun sering sekali beristirahat, sampai pada suatu waktu kami beristirahat diantara Pos 4 dan Pos 5. Kami duduk dan meluruskan kaki, sambil memakan cemilan dan membasahi tenggorokan, serta tidak ketinggalan sebatang rokok. Saya sadar, mental saya kendur, dan saya pun tau Eenk merasakan hal yang sama, kengerian perjalanan malam ini semakin mendekati puncak semakin turun. Kami beristirahat di jalur pendakian yang sempit, di antara rapatnya hutan, namun disebelah kanan kami itu adalah turunan curam, sebuah lemah. Batang demi batang rokok kami bakar, melawan dinginnya udara, hanya satu buah cahaya dari senter yang dipegang Eenk yang menerangi kami. Saya pun mulai membuka carriel, mengeluarkan ponco untuk menutupi kaki saya yang kedinginan. Tanpa sadar kami pun mulai tiduran di tengah jalur yang sempit itu, daypack Eenk manjadi bantal kepala kami, satu buah ponco menjadi selimut kami, alas tidur kami langsung mengenai tanah, kami semakin merapat, kami semakin sunyi.


..Gelap..

"Ya Tuhan, lindungi perjalan Kami ini, sungguh kami begitu merasa kecil di Alam Raya ini, kami tak berdaya."

..Kami Tertidur..


Minggu, 30 November 2008

Sedikit demi sedikit
mata saya terbuka, ternyata masih malam, sebenarnya dalam tidur saya mengharapkan akan terbangun dengan kondisi sudah terang. Asli, saya bangun berbarengan dengan Eenk bangun. Kami saling menatap, kami tersenyum. Kondisi badan kami drastis membaik, semangat kami kembali berkobar. "Lanjutkan kawan, Puncak menunggu kita!"

Tak lama berjalan, langkah kami sempat terhenti, melihat secarik cahaya berwarna merah, namun tipis. Kami tau ini hampir pagi, perjalanan kami dilanjutkan, dengan langkah kaki penuh semangat, kami tak ingin melewatkan menikmati sunrise di puncak Gunung Ciremai atau setidaknya dapat melihat sunrise di tempat terbuka, sungguh akan indah. Hanya beberapa langkah kami sampai di Pos 5, sebuah tempat yang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda. Pepohonan sudah semakin kecil, memasuki tanaman perdu, bentangan langit sudah semakin terlihat, tanda semakin mendekati Puncak. Kami terus berjalan, tidak ingin membuang banyak waktu untuk berdiam.

Alhamdulillah, kami dapat menikmati sunrise di dekat In Memoriam "Nurdiyanto Bin Rosidi, tempat terbuka, medan hanya bebatuan diselingi tanaman edelweiss. Sungguh indah. Namun, keindahan sunrise ini tidak dapat diabadikan, kami tidak membawa kamera, hanya kamera dari handphone itu pun terbatas karena baterainya sudah low. Kami mengabadikan beberapa foto di ketika di Puncak dan ketika di tempat kami melihat sunrise. Kami pun beristirahat kembali di sekitar Gua Walet, (antara Pos 5 dengan Puncak). Pukul 07.00 kami tiba di Puncak Gunung Ciremai.




tampak Gunung Slamet dari Puncak Gunung Ciremai

Kini kami berada di Puncak tertinggi Jawa Barat. Sungguh sebuah kemenangan pribadi kami. Sebuah kepuasan. Sebuah petualang yang kami ciptakan dengan cara kami sendiri. Cuaca yang sangat bersahabat, cerah hingga dapat terlihat Gunung Slamet di sebelah timur. Hamparan awan putih berada di bawah kami. Melihat kawah kembar Ciremai. Lelah kami hilang begitu saja. Pagi itu, Gunung Ciremai terasa milik kami, tak ada bertemu satu pun orang mendaki. Pagi itu, kami bersemangat. Pagi itu, kedamaian hati terasa mendalam. Pagi itu, kami menjadi orang tertinggi di Jawa Barat.




Sudah cukup berada di Puncak Gunung Ciremai, kami pun beranjak turun. Cuaca masih sangat bagus, cerah. Dan perlu diketahui, bahwa petualangan besar belum berakhir. Di persimpangan pertigaan jalan antara Jalur Apuy dan Jalur Palutungan, kami malah masuk Jalur Palutungan, ketika itu kami sangat tidak tau. Perjalanan pun menjadi terasa aneh, kondisi medan tak seperti yang ketika dilalui saat naik. Hening.

Ya, kami disadarkan ketika menemui sebuah papan yang menempel di sebuah pohon dengan tulisan "Pos V Pesanggrahan." Damn! Saya tau nama pos itu ada di dalam Jalur Palutungan. Kami pun nyengir, tertawa, dan berkata : "Kalo balik lagi cape, biarin deh, biar kita juga tau Jalur Palutungan." Hhaha..

Lalu cuaca berubah menjadi hujan, cukup besar, membasahi kami hingga Pos perizinan di kaki gunung, Palutungan. Kami bingung bagaimana kami pulang, kami tidak tau jalan, motor saya di rumah Esa, dan uang yang kami pegang tidak sampai Rp50.000. *yawn

Akhirnya kami pun diberitahu oleh tukang ojeg yang mangkal di depan Pos Perizinan Palutungan, kami berencana akan ke rumah Esa. Kami naik ojeg hingga menemuai jalan besar, lalu kami naik sebuah mobil jenis elf hingga Terminal Cikijing. Nah di Cikijing kami gigit jari, uang kami sudah habis.

"Kang, saya mau jual mie instan, rokok, dan snank. kami mau pulang, tidak ada ongkos." :D (konyol)
Untungnya persediaan logistik kami masih tersisa banyak, kami pun menjual semuanya kepada siapa saja yang memerhatikan kami yang penuh lumpur, lusuh, agar mendapat uang untuk ongkos ke Majalengka.
Alhamdulillah, kami mendapatkannya. Kami pun naik sebuah bis hingga depan rumah Esa. Lega rasanya.

Kami baru beres mandi dan beristirahat di rumah Esa sekitar jam 6 sore, kami berencana langsung pulang, tapi ketika itu hujan turun sangat lebat, anginnya pun tak kalah kencang. Kami pun mengurungkan niat untuk pulang, lagian masih capek. kami baru akan pulang besok pagi, kami akan menginap semalam di rumah Esa. Pukul 20.00 wib, kami diajak makan malam oleh Ayahnya Esa, Ayam Goreng! Mantap.

Taman Nasional di Indonesia

Taman Nasional adalah kawasan yang terdiri dari tanah/dataran dan atau laut yang dilindungi oleh pemerintahan pusat, dan pengelolaannya di bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Taman Nasional juga merupakan kawasan yang dilindungi oleh World Conservation Union Kategori II. Hingga kini (tahun 2006), terdapat 50 Taman Nasional yang menyebar di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya menjadi Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites). Taman Nasional yang pertama di Indonesia adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP).

Menurut UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA dalam Pasal 1 Angka 14, menyatakan bahwa :
Taman Nasional adalah kawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Jadi, Taman Nasional besar dan sangat bermacam-macam manfaatnya untuk kita semua. Dan menurut PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR: P. 56 /Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN ZONASI TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN, membedakan Taman Nasional menurut fungsi dan kondisi ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Di samping itu, Taman Nasional juga memiliki Zona Inti, Zona Rehabilitasi, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan, Zona Tradisonal, Zona Khusus, hingga Zona Religi, Budaya dan Sejarah, dimana terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan perlindungan nilai-nilai budaya atau sejarah, dan keagamaan, seperti upacara adat.


Berikut adalah Daftar Nama Taman Nasional di Indonesia :


Jawa
  • Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
  • Taman Nasional Alas Purwo
  • Taman Nasional Baluran
  • Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
  • Taman Nasional Gunung Ciremai
  • Taman Nasional Gede Pangrango
  • Taman Nasional Gunung Halimun Salak
  • Taman Nasional Gunung Merapi
  • Taman Nasional Gunung Merbabu
  • Taman Nasional Karimunjawa
  • Taman Nasional Kepulauan Seribu
  • Taman Nasional Meru Betiri
  • Taman Nasional Ujung Kulon
Sumatra
  • Taman Nasional Kerinci Seblat
  • Taman Nasional Batang Gadis
  • Taman Nasional Berbak
  • Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
  • Taman Nasional Bukit Duabelas
  • Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
  • Taman Nasional Kerinci Seblat
  • Taman Nasional Gunung Leuser
  • Taman Nasional Sembilang
  • Taman Nasional Siberut
  • Taman Nasional Tesso Nilo
  • Taman Nasional Way Kambas
Bali dan Nusa Tenggara
  • Taman Nasional Kelimutu
  • Taman Nasional Bali Barat
  • Taman Nasional Gunung Rinjani
  • Taman Nasional Kelimutu
  • Taman Nasional Komodo
  • Taman Nasional Manupeu Tanah Daru
  • Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Kalimantan

  • Taman Nasional Kayan Mentarang
  • Taman Nasional Betung Kerihun
  • Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
  • Taman Nasional Danau Sentarum
  • Taman Nasional Gunung Palung
  • Taman Nasional Kayan Mentarang
  • Taman Nasional Kutai
  • Taman Nasional Sebangau
  • Taman Nasional Tanjung Puting

Maluku dan Irian Jaya

  • Taman Nasional Lorentz
  • Taman Nasional Aketajawe-Lolobata
  • Taman Nasional Lorentz
  • Taman Nasional Manusela
  • Taman Nasional Teluk Cenderawasih
  • Taman Nasional Wasur

Sulawesi

  • Taman Nasional Bunaken
  • Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung
  • Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
  • Taman Nasional Bunaken
  • Taman Nasional Lore Lindu
  • Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
  • Taman Nasional Taka Bone Rate
  • Taman Nasional Kepulauan Togean
  • Taman Nasional Kepulauan Wakatobi

Sekelumit pic-nya gan..

kiri : Kawah Ratu di TN Gunung Halimun Salak
kanan : Jembatan Kayu di TN Gede Pangrango


kiri :di TN Gunung Merbabu, backgroud-nya TN di Gunung Merapi
kanan : TN Gunung Ciremai




Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


di TN Bromo Tengger Semeru, terdapat puncak Mahameru yang menjadi Tanah Tertinggi di Pulau Jawa


kiri :Kegiatan Diving di TN Kepulauan Seribu
kanan : Yang botak itu temen ane, di TN Karimun Jawa

Dari ke-50 Taman Nasional yang Indonesia miliki, ada 6 Taman Nasional yang diakui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites), yaitu :
  1. Taman Nasional Komodo, diakui UNESCO pada tahun 1991. (kini Taman Nasional Komodo menjadi calon 7 keajaiban dunia baru. Jangan lupa vote yah kawan!)
  2. Taman Nasional Ujung Kulon, diakui UNESCO pada tahun 1991
  3. Taman Nasional Lorentz, diakui UNESCO pada tahun 1999. (terdapat Puncak tertinggi di Indonesia dan di Lempengan Asia-Pasifik atau Oceania, yaitu Puncak Cartenz Pyramid atau Puncak Jaya, pegunungan Jayawijaya, Puncak Gunung ini juga terkenal (terutama para pendaki gunung) sebagai "Seven Summits" atau Puncak Tujuh dunia.
  4. Taman Nasional Gunung Leuser, diakui UNESCO pada tahun 2004
  5. Taman Nasional Kerinci Seblat, diakui UNESCO pada tahun 2004. Terdapat Gunung tertinggi di Indonesia yang berdiri bebas, yaitu Gunung Kerinci. Di Taman Nasional Kerinci memiliki danau tertinggi di Asia Tenggara, yaitu Danau Gunung Tujuh.
  6. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, diakui UNESCO pada tahun 2004.
(Dari nomor 4-6, terdapat di Pulau Sumatra. Ketiga Taman Nasional tersebut merupakan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra.)


- TATA TERTIB KUNJUNGAN DI TAMAN NASIONAL -

LARANGAN BAGI PENGUNJUNG

  • Membawa senjata api/angin/bius/tajam, binatang peliharaan, benih tanaman, bahan kimia, gitar, tape recorder/radio, minuman keras dan obat-obatan terlarang.
  • Melakukan tindakan yang dapat merusak keutuhan kawasan baik tumbuhan maupun satwa.
  • Berburu, menangkap, membawa dan memiliki satwa atau bagian-bagiannya baik dalam keadaan hidup/mati, kecuali untuk tujuan penelitian.
  • Melukai/membunuh satwa kecuali satwa tersebut mcmbahayakan keselamatan pengunjung.
  • Mengambil, merusak, membawa dan memiliki telur/sarang satwa, kecuali untuk tuiuan penelitian.
  • Menebang, memotong, mengambil dan memiliki tumbuhan dan bagian-bagiannya dalam keadaan hidup/mati, kccuali untuk tujuan penelitian.
  • Melakukan sesuatu yang mengakibatkan perubahan tcrhadap kondisi tanah.
  • Merusak, mengambil dan memiliki biota laut dan bagian-bagiannya baik dalam keadaan hidup/mati, kecuali untuk tujuan penelitian.
  • Melakukan kunjungan di luar lokasi yang telah ditentukan.
  • Melakukan vandalisme pada tumbuhan, batu, bangunan, dan lain-lain.
  • Membuang sampah dan bahan-bahan lainnya yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, kccuali pada tempat-tempat yang telah disediakan.
  • Melakukan kegaduhan/kebisingan yang dapat mengganggu keberadaan satwa.
  • Menyalakan api yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran, kecuali pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
  • Mendirikan kemah/tenda di luar daerah bumi perkemahan, kecuali untuk kegiatan ekspedisi dan penelitian.
  • Mentaati route yang telah ditentukan dan tidak boleh membuat rintisan baru bagi kegiatan mendaki gunung, arung jeram, menyelusuri sungai dan menjelajahi hutan.

KEWAJIBAN

  • Membayar karcis masuk yang besamya ditentukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
  • Melapor kepada petugas pada saat kedatangan dan kembali dari kawasan.
  • Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku serta petuniuk petugas.
  • Memberikan dukungan, bantuan dan partisipasi untuk ikut mengamankan dan melestarikan kawasan.
  • Meminta pendidikan konservasi kepada petugas (pengunjung rombongan).
  • Menunjukkan sertifikat bagi kegiatan menyelam dan berselancar.
  • Didampingi petugas taman nasional bagi kegiatan penelitian.
  • Melapor dan mempresentasikan hasil sementara penelitiannya kepada Kepala Taman Nasional yang bersangkutan.
  • Menyerahkan laporan akhir hasil penelitian kepada Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam dan kepada Kepala Taman Nasional yang bersangkutan.

HAK

  • Mendapatkan pelayanan yang baik dari petugas taman nasional.
  • Jika diperlukan, pengunjung dapat meminta pemanduan dari petugas taman nasional.
  • Pengunjung mempunyai saran masukan kepada petugas dalam rangka peningkatan pelayanan pengunjung.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Kunjungan untuk Tujuan Rekreasi Biasa

Kunjungan hanya dapat dilakukan pada zona pemanfaatan taman nasional.

Kunjungan untuk Tujuan Berkemah

  • Beberapa hari sebelumnya, pengunjung mengajukan permohonan kepada taman nasional yang bersangkutan.
  • Lokasi kegiatan harus sesuai dengan ijin yang telah diberikan.

Kunjungan untuk Tujuan Mendaki Gunung, Arung Jeram, Menelusuri Sungai dan Menjelajahi Hutan

  • Beberapa hari sebelumnya, pengunjung mengajukan permohonan kepada taman nasional yang bersangkutan.
  • Pengunjung yang mengidap penyakit jantung disarankan untuk tidak melakukan kegiatan arung jeram.

Kunjungan untuk Tujuan menyelam, Snorkeling dan Berselancar

  • Pengunjung yang tidak bias berenang disarankan untuk tidak melakukan kegiatan tersebut di atas.
  • Lokasi kegiatan hanya terbatas pada lokasi yang telah ditentukan oleh Kepala Taman Nasional.
  • Pengunjung dapat meminta persyaratan/informasi kepada petugas taman nasional bagi yang ingin belajar menyelam dan berselancar.

Kunjungan untuk Tujuan Penelitian

  • Penelitian dapat meminta informasi obyek penelitian kepada Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam.
  • Khusus penelitian asing harus mendapat rekomendasi dari Departemen Luar Negeri, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan instansi terkait lainnya.
  • Ijin penelitian diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam (Departemen Kehutanan dan Perkebunan).

Guna kenyamanan, keamanan dan kepuasan selama kunjungan, perlu juga memperhatikan hal-hal sebagal berikut :

  • Menggunakan kain yang cukup tebal dan berlengan panjang.
  • Menggunakan sepatu yang nyaman dipakai dan tidak mudah terpeleset.
  • Membawa makanan, minuman, perlengkapan dan peralatan yang secukupnya sesual dengan tujuan kunjungan.
  • Membawa obat-obatan P3K seperti obat sakit kepala, sakit perut, obat luka, obat malaria, obat anti racun/bisa, dan obat-obatan yang bersifat pribadi.
  • Membawa obat-obatan anti nyamuk, serangga dan cream untuk mencegah kulit terbakar.
  • Tidak mengeluarkan kata-kata yang bersifat arogan dan perbuatan yang tidak senonoh.
  • Tetap waspada selama kunjungan terutama terhadap bahaya ular, jalan licin, daerah yang mudah longsor dan sebagainya.
  • Mematuhi petunjuk baik yang terdapat pada papan-papan petunjuk/informasi maupun yang disampaikan oleh petugas taman nasional.
  • Mempelajari cirri-ciri atau jenis-jenis tumbuhan/satwa yang beracun/berbisa.
  • Khusus yang akan melakukan kegiatan pengamatan satwa/tumbuhan/biota laut, disarankan agar membawa buku panduan maupun peralatan seperti teropong, kaca pcmbesar dan sebagainya.
  • Khusus yang akan melakukan kegiatan seperti mendaki gunung, menjelajah hutan, arung jeram dan menyelusuri sungai, agar membawa kantong plastik untuk membawa kotoran (seperti sampah, botol dan lain-lain) yang habis digunakan dari dalam hutan untuk dibuang pada tempat yang telah disediakan.

Mari kawan, kita jaga kelestarian alam negeri kita!! Jangan merusak ekosistem negeri ini yang kaya akan Sumber Daya Alamnya!!
I love Indonesia!


REFERENSI :
http://www.unesco.org/
http://id.wikipedia.org/
http://www.dephut.go.id/

Minggu, November 07, 2010

Gunung Slamet

Adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif.



Di kaki gunung ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Baturraden atau Batur Raden. Kawasan wisata ini biasa dicapai orang dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas.

Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, J. Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.

Aktivitas terakhir adalah pada bulan Mei 2009 dan sampai Juni masih terus mengeluarkan lava pijar. Jreng.. Jreng.. Jreng.. dan saya berangkat mendaki bulan November 2009, masih sedikit anget. :D :D :D

Dimulai dari 'jenuh', diam di rumah, sedikit kegiatan atau mungkin banyak kegiatan tapi konstan, ga ada grafik naik-turun. Satu alasan lagi, saya sudah lama ga 'naik', berpetualang ke gunung. Well, saatnya memastikan tujuan pendakian, Gunung Slamet. Gunung ini yang membuat saya tertarik,
entahlah, terlalu banyak alasannya.

Saya pun menghubungi sahabat saya, Vew, kami memang sering melakukan pendakian bersama, kami tak terpisahkan. :D :D :D Beliau tampak bersemangat, namun ada hal yang mengganjal, Kuliah. *StraightFace Tapi saya optimis beliau bisa ikut, biasanya juga beliau (dan sa
ya) selalu tidak mempermasalahkan kuliah. Oke. Lalu saya juga menghubungi Eka, Safitri dan Tri, yang semuanya berusia 3 tahun lebih muda saya adalah Anggota Luar Biasa WANAGIRI, kelompok Pecinta Alam SMA Negeri 2 Subang. Bagusnya, kebetulan Safitri kuliah di Universitas Soedirman (Unsud), Purwokerto. Jadi, sangat memudahkan kami melakukan pendakian ke Gn. Slamet.

Akhirnya kami pun mempersiapkan segala sesuatunya, dan tentu menentukan tanggal perjalanannya. Namun, ternyata Vew tidak bisa ikut. Jadi, yang 100% siap berangkat yaitu 4 orang : Saya, Tri dan Eka berangkat dari Subang. Lalu Safitri menunggu di Purwokerto.


Rabu, 25 November 2009

Pukul 05.00 wib saya sudah siap, sangat siap. Saya pun diantar oleh Babeh Saya dari Rumah (Cimahi) ke Subang untuk bertemu Eka dan Tri. Sekitar jam 14.00 kami menuju Stasiun Kereta Pagaden Baru. Kami berencana naik Kereta Matarmaja menuju Stasiun Purwokerto. Sekitar pukul 19.00, kami bertiga tiba di Stasiun Purwokerto,dalam keadaan cuaca hujan, kami pun di jemput oleh Safitri. Lalu kami pun menginap di rumah saudaranya Safitri.


Kamis, 26 November 2009

Pagi yang cerah di Purwokerto, kami berempat pun berjalan-jalan ria dahulu di Purwokerto sambil melengkapi kebutuhan pendakian, seperti Peta Topografi, dll. Lalu kami juga membeli Logistik : sayuran, beras, batu baterai, lilin, dll.

Sorenya, kami pun berangkat dari kediaman Paman Safitri menuju kaki Gn. Slamet, Bambangan. Lalu kami pun tiba di base camp Bambangan, di rumah Ibu Sugeng. Beliau sangat terkenal dikalangan para pendaki. :) Kami tiba di rumah Ibu Sugeng sekitar pukul 20.00 wib.

Heeyyyyy,, ini ide konyol saya, tapi mungkin akan menegangkan. Ya, sebelumnya di rumah Pamannya Safitri, rencana awal kami akan berangkat besok (27 November 2009) setelah melakukan ibadah Shalat Idul Adha. Tapi, setiba di rumah Ibu Sugeng, Saya merubah rencana, saya sampaikan kepada Eka, Tri dan Safitri bahwa akan mulai mendaki malam ini juga! (sebelumnya saya sudah minta izin kepada Ibu Sugeng, dan diperbolehkan). Sedikit kaget, namun ketiga sahabat saya pun menyetujuinya, kami mulai mendaki sekitar pukul 21.00 wib, jelas sekali terdengar suara Takbir : "Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laa Illah ha Illahahu Allahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilham.."

Setelat menguruh perizinan dan mengisi buku tamu, kami langsung bergerak. Perjalanan cukup mengasikan dalam cahaya dari 4 buah senter itu, masih dalam perkebunan warga. Pos 1 (Pos Payung) sudah kami lewati, kami sempat istirahat di Pos 1 yang berbentuk lapangan ini. Semuanya ada 8 Pos, menurut Ibu Sugeng. Lalu kemudian Pos 2 (Pondok Lawang) kami tidak menemukannya. Namun setelah melewati Gardu Pandang, perjalanan kami semakin pelan, dan sudah memasuki kawasan hutan rimba. Tanjakan begitu sangat terjal. Terkesan "to the point". Benar-benar tanpa bonus. Dan kami pun masih mencari-cari dan meraba-raba tempat Pos 2 (pondok Lawang) dan atau Pos 3 (Pondok Cemoro), bahkan mudah-mudahan di depan kami langsung menjumpai Pos 4 (Pos Samaranthu). Kami benar-benar tidak menemuai tanda apapun, kami hanya mengikuti jalur yang sangat berat itu. Perlahan kondisi kami menurun, Tri mulai sangat ngedrop, kakinya sudah sering kram, perjalanan pun jadi sering terhenti. Padahal Tri adalah laki-laki yang saya andalakan, mengingat dalam perjalanan ini saya membawa 2 orang perempuan. Ya, kondisi Tri mungkin sedang tidak prima. Tak lama kemudian Safitri mulai kelelahan, kondisinya turun, jalannya sudah payah. Namun kebiasaan Safitri, ia tak pernah bilang ataupun mengeluh, ia selalu ikut bila perjalanan terus-terusan, ia tak pernah meminta break walaupun ia kelelahan. Well, kami menikmati perjalanan ini meski 2 orang dari kami nge-drop, kami pun jadi sangat sering beristirahat dan lama waktu istirahatnya, cokelat hangat, madu, gula merah, cemilan, wafer, dan snack jadi sering kami santap.

Oh My God, sekitar pukul 03.00 kami baru tiba di Pos 3 (Pondok Cemoro), perjalanan kami terhenti sejenak, shock menerima apa yang sedang terjadi, kami baru tiba di Pos 3! Selama perjalanan kami selalu berharap kita sudah melewati beberapa Pos dan kita akan sampai di Pos 5, tempat dimana ada sumber air. Dan rencananya kami memang akan menyelesaikan perjalan ini sampai di Pos 5, beristirahat, tidur, makan, lalu summit attack menuju puncak.

Secara mental, saya pribadi nge-drop, mental saya sangat jatuh, terlebih melihat 4 sahabat saya itu. Tak lama kami pun bergerak kembali, meneruskan perjalanan, hening. Hingga sampai sebuah tempat landai, kami beristirahat kembali, kami terlibat pembicaraan, saya mem-briefing-kan rencana selanjutnya. Saya mengambil keputusan, kami akan membuat tenda jika ada tempat yang memungkinkan untuk mendirikan tenda, tentu sebuah tempat landai yang cukup untuk satu buah tenda, dan di tempat kami beristirahat itu bukan tempatnya. Kami pun meneruskan perjalanan. Perjalanan kembali hening. Saya merasa kaki sudah lemas, melihat ke depan kepada 3 orang sahabat saya yang kewalahan membawa badannya sendiri, ditambah carriel dan daypack yang cukup padat. Pendakian ini sangat pelan, tanjakan ini tetap dengan terjalnya. "Kang, ini ada tempat luas, cukup buat kita nge-camp." ucap Eka memecahkan keheningan. Saya dan Eka pun melakukan Orientasi Medan, sementara Safitri dan Tri duduk meluruskan kakinya, saya paham mereka sangat kelelahan. Kami pun mendirikan tenda di tempat itu, di rimba raya Gunung Slamet.


Jumat, 27 November 2009

Terlihat pukul 07.20 wib pada jam tangan saya. Kami semua terbangun, tidur yang cukup baik. Setelah sarapan, 'mengumpulkan nyawa' dan packing, kami pun bergerak kembali melanjutkan perjalan. Kondisi kami drastis membaik. Kami kembali bersemangat menjejakkan kami di Puncak Gunung Slamet.



Hanya 20 menit setelah berangkat dari tempat camp, kami tiba di Pos 4 (Samaranthu), pukul 09.46 wib. Di Pos 4 kami beristirahat sejenak dan berfoto-foto. Pukul 10.30 wib, akhirnya kami tiba di Base Camp Pos 5, disana terdapat sebuah bangunan dari seng yang cukup untuk mendirikan 2 buah tenda di dalamnya. Tanah datar diluarnya cukup luas, dari situ sedikit turun ke bawah maka akan ditemui sebuah lembah dengan aliran sungai yang sangat jernih.


Karena kondisi kami masih fit, kami tak banyak membuang waktu, setelah mengkonsumsi beberapa roti, kami lalu mem-packing bawaan, kami memisahkan peralatan yang akan dibawa untuk summit attack ke puncak dan peralatan yang kami akan simpan di Pos 5. Alhasil, hanya satu buah carriel dan satu buah daypack yang kami bawa menuju puncak, itu pun isinya tidak penuh dan beratnya tidak mengganggu perjalanan. Pukul 11.50 wib, kami berangkat dari Pos 5 menuju Puncak.



Pukul 12.10 wib kami tiba di Pos 6 (Samyang Jampang), kondisi Tri tidak baik, kakinya mengalami kram lagi. Pukul 12.44 wib kami tiba di Pos 7 (Samyang Kendit), tempatnya terbuka, mulai memasuki tanaman perdu, dan disini mulai dapat terlihat puncak Gunung Slamet. Namun disini pula Tri mulai kewalahan, kakinya yang sakit mulai sangat mengganggu perjalanan. Kami pun beristirahat cukup lama ditempat ini. Disitu terdapat sebuah bangunan (gubuk) yang sama seperti di Pos 5. Pukul 13.15 wib kami tiba di Pos terakhir, Pos 8 (Plawangan), cuaca berkabut sangat pekat, jarak pandang memendek, sesekali gerimis turun.

Perjalanan dari Plawangan menuju Puncak sangat berat, kondisi medan bebatuan labil, tidak ada pohon untuk peganganm kami mendaki dengan semi-tiarap, posisi badan membungkuk. Ya, kami cukup kewalahan, tapi sesekali puncak Gunung Slamet terlihat, mengisi semangat untuk terus berjalan, menuju puncak tertinggi Jawa Tengah.

Pukul 15.10 wib, saya tiba di Puncak Gunung Slamet, kemudian disusul Eka, lalu datang Safitri, namu Tri cukup tertinggal jauh. Sambil menunggu Tri, kami pun beristirahat, nyemil, ngopi, dan foto-foto :D :D *ciiiisssss...

Pukul 15.38 wib, Tri baru tiba di Puncak Gunung Slamet. Sesi foto-foto pun dimulai kembali, namun dengan perasaan yang kurang nyaman karen Kawah Segoro Wedi terus mengeluarkan asapnya yang sesekali mengarah ke puncak, pada kami.


Ketika perjalanan turun dari puncak Gunung Slamet
(masih di sekitar daerah puncak) cuaca tidak bersahabat. Hujan pun turun, ditambah angin yang menerpa cukup besar, ditambah kondisi kami yang merosot, perjalanan pun menjadi rapuh. Kami pun mengeluarkan 4 buah webing yang kami sambung, untuk pengaman jalan turun, terutama untuk Eka dan Safitri yang kondisinya paling parah. Saya dan Tri kondisinya yang lebih baik membantu dengan webing itu, melihat kondisi medan yang hanya batuan labil tanpa sedikit pun sesuatu untuk pegangan. Banyak bebatuan besar yang jatuh menggilinding ke bawah karena labilnya medan, beberapa batu itu sempat mengenai Safitri.

Sekitar jam 6 sore (maghrib) kami tiba di Pos 5, dengan kondisi perjalanan yang terus diguyur hujan dari puncak. Setiba di Pos 5, langsung saja kami mendirikan tenda di dalam bangunan (gubuk), agar lebih hangat :D
.....malam yang sangat panjang,, melepas lelah,, beristirahat,, mengembalikan kondisi badan,, makan malam,, tidur.....


Sabtu, 28 November 2009




Mendapati sunrise di rimba raya Gunung Slamet. Indah. Segelas kopi pun menemani, cukup baik. :) Lalu sekitar pukul 06.00 wib kami pun turun sedikit menuju sumber air, sungai kecil : untuk mandi, gosok gigi, menyuci peralatan, mengambil air, dan bergembira. :)



Kemudian kami berpesta, memasak banyak untuk sarapan, membuat banyak cokelat hangat, ber-sms ria, internetan, update status, bermalas-malasan, meluruskan kaki, menggeliat, berfoto-foto ria, bercerita, terutama merayakan kemenangan hati kami, menapaki kaki di puncak Gunung Slamet, sesekali menjadi orang tertinggi di Jawa Tengah. :)

Nah kan, jadi repot ketika packing-nya nih :( kami pun bergerak turun dari Pos 5, dengan secuil senyuman, lagi-lagi, serpihan hati Saya tertinggal di Gunung, kali ini di Gunung Slamet.
Entah jam berapa ketika itu, yang jelas saya tahu ketika kembali menemui Pos 3 (Pondok Cemara), saat itu pukul 11.57 wib. Perjalanan turun ditemani hujan dari Pos 4 (Samaranthu). Dan pada Pukul 14.39 wib kami tiba di Bambangan. Dari Base Camp rumah Ibu Sugeng kami mencarter 'colt buntung' langsung hingga rumah Paman-nya Safitri, tiba pukul 19.15 wib dengan keadaan kami yang 'compang-camping', kelelahan, lusuh, tidak berupa manusia. Hhaha..





Minggu, 29 November 2009

Kami kembali berjalan-jalan di keindahan Kota Purwokerto, terutama untuk membeli oleh-oleh. Lalu malamnya (sangat larut malam) kami bertiga (Saya, Eka dan Tri) membeli tiket kereta untuk pulang. Aduh, kami tersiksa kembali!! kereta penuh!! ini arus balik Idul Adha!! ini hari minggu!! X_X


Senin, 30 November 2009

Pukul 06.20 wib kami tiba di Stasiun Pagaden, Subang. Eka berpisah duluan, dijemput Ayahnya di Stasiun. Lalu Saya dan Tri berpisah di Terminal Subang. Dan saya meneruskan perjalanan pulang ke Cimahi.


***** NB : Ketika malam terakhir di Rumah Pamannya Safitri (Purwokerto), Safitri berkata pada Saya, Eka dan Tri : "Nanti kita ke Sundoro dan Sumbing, yuk! Biar jadi Triple S." Kami bertiga pun mengiyakan dengan hati yang semangat. Namun... Ini adalah Pendakian terakhir bersama Safitri, sebulan setelah perjalanan ke Gunung Slamet ini Safitri mengikuti Pendidikan di salah satu organisasi/himpunan/kelompok Pecinta Alam di kampusnya, Unsud. Kegiatan ini diselenggarakan di sekitar Gunung Slamet. Karena kondisi Safitri tidak baik, akhirnya ia jatuh dalam sebuah perjalanan dan ginjal Safitri pecah, tak tertolong. Sempat pulih dan pulang ke Subang dimana Safitri tinggal, lalu kembali sakit, Rumah Sakit Lanud Suryadarma dan Rumah Sakit Daerah Subang (Ciereng) tidak dapat menanggulangi, hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Tak tertolong juga. Hingga akhirnya Safitri menghembuskan nafas terakhirnya.

(foto ini adalah foto profile terakhir di akun facebook Safitri, ini foto diambil ketika summit attack menuju puncak Gunung Slamet, ini foto mungkin salah satu foto favorit Safitri.)

Selamat Jalan Saudaraku.. Bahagia selalu disisi-Nya..